Dari balik terik
Malioboro,
gerai rambutmu adalah
sutra-sutra tersulam,
yang enggan bercanda
dengan angin
Tetaplah begitu,
sebab tiga ratus batu
giok
toh, tak mampu
menampikmu
Menarilah,
bersama riuh resah stasiun,
sebab kereta risau tak
lagi rindu padamu
Dan jalan-jalan ini
adalah kekasihmu dahulu,
yang mencintaimu dengan
sederhana
Bergaun batiklah dulu,
karena soga di gaunmu adalah cerita lugu,
yang mengalir deras
Atau tunggulah,
bersama lampu-lampu
jalan yang meneduhkan,
sebab hari ini seseorang
merindukanmu,
pada setetes hujan
terakhir
Merupakan sajak yang ditulis sebagai bentuk kekaguman kepada seseorang yang anggun di kota Keraton..

0 komentar: