Hari ini adalah tiga ratus peluru tanpa nama
terlontar
Sebab sang pemilik enggan berkomentar,
tentang pamflet yang membuatnya risau
Atau sekadar bertanya
tentang nasib anak cucunya
Hari ini adalah tanah yang tak lagi bersahabat
Sebab tiap selisih sejengkal adalah musuh
Dan ikatan seperti angin lalu,
karena ini benang tipis yang rapuh
Kemarin adalah busur yang tumpul
Sebab nenek, tak hirau dengan cucu angkatnya
sehingga tiap detik mundur selangkah
hingga tak dapat mengenali diri
Kemarin adalah pesta pora yang lugu
Sebab tiap emas yang kau miliki adalah hartanya
Dan neraca sudah kehilangan lengannya
tanpa mengusik pikiranmu yang terlampu jauh
Tapi esok seperti teka-teki silang
Tinggal kau isi dan jadi
Tak perlu proses yang lelah
Karena esok kita panen,
panen yang membuat kita terkejut
tentang nasib anak cucunya
Hari ini adalah tanah yang tak lagi bersahabat
Sebab tiap selisih sejengkal adalah musuh
Dan ikatan seperti angin lalu,
karena ini benang tipis yang rapuh
Kemarin adalah busur yang tumpul
Sebab nenek, tak hirau dengan cucu angkatnya
sehingga tiap detik mundur selangkah
hingga tak dapat mengenali diri
Kemarin adalah pesta pora yang lugu
Sebab tiap emas yang kau miliki adalah hartanya
Dan neraca sudah kehilangan lengannya
tanpa mengusik pikiranmu yang terlampu jauh
Tapi esok seperti teka-teki silang
Tinggal kau isi dan jadi
Tak perlu proses yang lelah
Karena esok kita panen,
panen yang membuat kita terkejut
0 komentar: