Siapa mau pilih apa?
Sebab, di sini tertulis saya tak perlu tahu apa-apa
Tinggal saya coret, dan dapat amplop
Itu sudah cukup
Sebab seratus ribu juga sudah berbicara,
dan tuan tinggal mengisi perut
Isi sebanyak-banyaknya,
sebelum surut
Apa mau pilih siapa?
Tak usah berlarut-larut,
toh, beras lima kilo,
sayur sepuluh ikat,
sudah terlanjur tertelan
Tak usah sungkan,
sebab, tuan-tuan sedang berkompetisi,
tuan senang, kamipun senang
Siapa pilih mau apa?
Tak usah bingung,
karena hari ini adalah nasib baik tuan,
jadi tuan tak perlu ragu,
toh, cuma seratus juta rupiah
Kelak tuan bisa nyerempet lagi
Apa pilih mau siapa?
Sebab, di sini saya tak perlu tahu urusannya
Tinggal coret dan buang ke tong
Toh, tak membuat rugi
Sebab, tahun-tahun sebelumnya juga begitu
*Tempat Pembuangan Suara
Sebuah metafora sajak yang mengkritik Pemilihan Langsung Pemimpin..

0 komentar: